RapatPersiapan Keselamatan Kerja. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-tahapan dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina Marga. Sosialisasi dan Promosi K3. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja selama periode konstruksi sesuai
Workshop/ Bengkel kerja yang bersih dan tersusun rapi, sangat membantu dalam mengurangi jumlah kecelakaan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat - syarat keselamatan kerja.Pada pasal 3 menyebutkan bahwa " Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memelihara kebersihan
danberorientasi industri 4.0 memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja. B. RUANG LINGKUP Norma, standar, prosedur, dan kriteria peralatan praktik SMK ini dikembangkan berlandaskan dokumen standar sarana prasarana dalam SNP SMK 2018 dan struktur kurikulum SMK 2018 untuk menjabarkan lebih spesifik seperangkat peralatan praktik
olehkarena itu dibuatlah alat alat keselamatan selama bekerja di bengkel mobil, diantaranya adalah 1. Baju Kerja Baju khusus Maintenance difungsikan untuk melindungi tubuh dari bermacam bahaya yang mungkin terjadi selama proses perbaikan. Dianjurkan memakai pakaian bahan dasar cotton, karena iklim di Indonesia yang panas. 2. Kacamata Pelindung
Perhatikanpetunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 5. Memperhatikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan berlaku santun, teliti dan penuh rasa tanggung jawab. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Guru menunjukkan beberapa alat ukur bengkel otomotif dan meminta siswa
JURNALTEKNIK OTOMOTIF Kajian Keilmuan dan Pengajaran Vol. 2, No. 2, Oktober 2018, hal. 43 - 48 E-ISSN: 2613-9316 ISSN: 2613-9324 43 ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BENGKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TUREN MALANG Haris Prabowo, Solichin, Eko Edi Poerwanto
. Jakarta - PT Astra Honda Motor AHM berhasil menandatangani perjanjian kerja sama MoU dengan PT Jasa Raharja untuk bersinergi mengembangkan program keselamatan berkendara di Tanah sama ini merupakan komitmen AHM untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mewujudkan keselamatan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan, terutama pengendara MoU dilakukan secara langsung di AHM Safety Riding & Training Center Deltamas, Jawa Barat pada Rabu 7 Juni kerja sama bertajuk Sinergi Peningkatan Keselamatan Lalu-Lintas ini, AHM bersama PT Jasa Raharja akan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk saling mendukung, meningkatkan, dan mengembangkan program edukasi keselamatan berkendara, khususnya di kalangan mahasiswa dan para pekerja yang aktif menggunakan Manager Marketing Planning and Analysis AHM Andy Wijaya mengatakan penandatanganan MoU dengan PT Jasa Raharja merupakan sebuah langkah sinergi perusahaan dalam pengembangan program keselamatan berkendara yang telah dilakukan AHM sejak tahun 2002.“Selama lebih dari 20 tahun kami terus meningkatkan komitmen untuk mewujudkan budaya keselamatan dan kenyamanan berkendara, terutama bagi pengguna sepeda motor di Indonesia. Kami berharap inisiasi ini dapat memacu budaya Cari_Aman dan meningkatkan efektivitas program edukasi keselamatan berkendara yang tepat sasaran,” ujar kampanye keselamatan berkendara selama 2 dasawarsa, AHM bersama jaringan bisnis motor Honda telah menyelenggarakan lebih dari pelatihan keselamatan berkendara dengan penerima manfaat lebih dari 2,8 juta Saat ini AHM memiliki 148 instruktur safety riding, advisor safety riding, dan advisor safety riding yang berasal dari berbagai komunitas Honda di Tanah Air. Edukasi melalui alat simulasi Honda Riding Trainer atau HRT yang tersebar di seluruh Indonesia tercatat telah dimanfaatkan oleh lebih dari 23 juta sama AHM dengan PT Jasa Raharja ini akan dituangkan melalui pelaksanaan program edukasi berkendara, seminar safety riding, hingga kolaborasi pada kegiatan inovasi aman berlalu lintas yakni JR-Rovation. Selain itu, kerjasama ini juga akan semakin memperkuat materi edukasi berkendara yang tepat sasaran bagi keselamatan berkendara AHM tidak hanya berhenti dengan menyiapkan instruktur yang handal namun juga dukungan fasilitas pelatihan. Saat ini, fasilitas Safety Riding Center yang dimiliki Honda mendukung berbagai pelatihan keselamatan berkendara di 9 lokasi yaitu Banten, Jambi, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya, Riau, Medan, Bandung, serta AHM Safety Riding Park yang merupakan pusat pelatihan safety riding sepeda motor Honda terbesar di Kawasan Asia itu AHM juga memiliki 5 sekolah binaan yang terletak di Cikarang – Jawa Barat, Menes - Banten, Binjai – Sumatera Utara, Malang – Jawa Timur, dan Buleleng – Bali yang telah memiliki fasilitas Safety Riding Lab sebagai fasilitas penunjang dalam melakukan edukasi keselamatan berkendara di Editor Honda, Kawasaki, Suzuki dan Yamaha Bareng Kembangkan Motor HidrogenIngin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL OTOMOTIF SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN otomotif di sekolah Sekolah Menengah SMK merupakan prasaranan dansarana yang wajib ada di sekolah yang menyelenggarakan program keahlian Teknik bengkel otomotif di SMK program keahlian Teknik Otomotif sangat penting karenabengkel otomotif merupakan tempat siswa melakukan kegiatan pratikum yaitu siswamempraktekan atau mencoba teori yang didapat sehingga pemahamannya lebih baik dari teoriyang dipelajari, melatih keterampilan dalam melakukan perawatan, perbaikan dan diagnosekerusakan. Di bengkel otomotif siswa juga dapat menguji teori dengan melakukan eksperimensehingga siswa dapat membuktikan gagasan atau konsep yang ia pikirkan maupun memodifikasikendaraan sesuai konsep yang ingin dicoba. Bengkel otomotif untuk program keahlian Teknik Otomotif yang dibutuhkan di sekolahantara lain Bengkel dasar-dasar otomotif, bengkel motor otomotif yaitu motor bensin dan motordiesel, bengkel system peminda tenaga, bengkel kemudi, rem dan suspensi, bengkel kelistrikanotomotif dan bengkel bodi otomotif. Bengkel otomotif di sekolah dipimpin oleh kepala bengkeldibantu oleh tenaga teknisi. Bengkel otomotif di sekolah selanjutnya disebut bengkel bengkel sekolah yang baik memungkinkan guru dan siswa dapat dilayanidengan baik saat pratikum. Proses belajar mengajar PBM berjalan optimal, indicatorkompetensi yang disusun di rencana pelaksanaan pembelajaran dapat diimplementasikan denganbaik, siswa dapat mencapai indicator kompetensi yang ditetapkan dengan tuntas. Sebaliknya bilabengkel sekolah tidak terkelola dengan baik maka pelaksanaan PBM akan terhambat, ketuntasanpencapaian indicator kompetensi tidak terlaksanan. Melihat peran yang stategis pengelola tersebut pemerintah menetapkan Kepmen No. 26tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/ Madarasah. Tenaga laboratoriumsekolah yaitu kepala laboratorium sekolah dan teknisi laboratorium. Kinerja kepalalaboratorium/bengkel sekolah/madrasah dinilai berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2011 Tentang Jabatan Fungsional dan Angka peraturan tersebut, terdapat 7 tujuh komponen penilaian, sepeti ditunjukkan pada table 1.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Bidang Otomotif – Dalam bidang otomotif K3 atau keselamatan dan kesehatan kerja dalam bekerja benar-benar dibutuhkan. Baik pada hal perawatan atau pembaruan kendaraan. Tetapi sebetulnya apa sich keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang otomotif itu? Bedasarkan Mangkunegara 2002 berkenaan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pertimbangan dan usaha untuk jamin kesatuan dan kesempurnaan jasmaniah atau rohaniah secara eksklusif untuk tenaga kerja, dan biasanya untuk manusia, dan sebagai hasil kreasi dan budaya untuk ke arah warga adil dan makmur. Di tiap tempat kerja atau industri tentu saja ada satu standard K3 yang diaplikasikan membuat perlindungan tiap karyawan yang bekerja pada tempat kerja itu. K3 atau kependekkan dari kata Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebuah konsep membuat perlindungan keselamatan dan kesehatan semua karyawan yang melakukan satu tugas supaya terbebas dari kecelakaan dan penyakit kerja, dan supaya membuat tugas bisa jalan dengan efektif dan aman. Tujuan K3 Tujuan khusus dari implementasi K3 dilingkungan tempat kerja sudah ditata dalam Undang-Undang, persisnya pada Undang-Undang no 1 tahun 1970 mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, yakni Membuat perlindungan dan jamin keselamatan tiap tenaga kerja dan orang yang lain ada di tempat kerja. Jamin tiap sumber produksi perlengkapan-peralatan kerja bisa dipakai secara aman dan efektif. Tingkatkan kesejahteraan dan keproduktifan kerja. Fungsi K3 Diaplikasikannya K3 dalam tempat kerja mempunyai fungsi salah satunya adalah Sebagai dasar untuk melakukan analisis dan peniliakan akan ada risiko dan bahaya untuk kesehatan dan keselamatan pada tempat kerja. Menolong memberinya anjuran dalam rencana tugas, proses kerja dan design tempat kerja. Sebagai dasar untuk mengawasi kesehatan dan keselamatan karyawan pada tempat kerja. Memberinya anjuran berkenaan info, pembelajaran dan training berkenaan kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja. Sebagai dasar untuk membikin design mengenai pengaturan bahaya. Sebagai referensi saat lakukan pengukur keefektifan perlakuan pengaturan bahaya dan program pengaturan bahaya. Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja Dalam implementasi keselamatan dan kesehatan kerja K3 di atas lapangan, harus dipahami jika tujuan diaplikasikan K3 adalah untuk menghindar terjadi kecelakaan kerja. Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan kecelakaan kerja yakni 1. Bahaya Hazard adalah segala hal kondisi atau perlakuan yang mempunyai potensi untuk mengakibatkan kecelakaan cedera pada manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar, cedera atau kerusakan tidak terjadi jika tidak ada contact langsung. 2. Risiko Risk adalah peluang kecelakaan yang bisa muncul karena satu bahaya, selanjutnya dapat memacu satu kejadian. 3. Kejadian Incident adalah satu peristiwa yang tidak diharapkan yang bisa menyebabkan cidera pada manusia atau kerusakan pada alat/proses/sekitar lingkungan nyaris nahas. 4. Kecelakaan Accident adalah satu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak tersangka yang bisa memunculkan rugi material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cedera, korban jiwa, kerusuhan produksi. Kecelakaan tidak harus ada selalu korban manusia atau kerusuhan, yang terang imbas dari kecelakaan akan memunculkan rugi. Tiap kecelakaan yang terjadi karena factor pemicu seperti berikut a Unsafe Condition Keadaan yang tidak aman Contoh-contoh keadaan yang tidak aman di antara lain; Perlengkapan kerja yang tidak pantas digunakan Perlengkapan kerja yang tidak ergonomis Kondisi tempat kerja tidak bersih dan rapi Mesin yang mempunyai roda tidak terpasang penutup Minimnya fasilitas pengaman pada tempat kerja b Unsafe Action Kelengahan/Perlakuan yang tidak aman Ada faktor-faktor yang memengaruhi seorang untuk melakukan tindakan kurang aman saat lakukan tugas, diantaranya Tenaga kerja tidak paham mengenai a Bahaya-bahaya pada tempat kerja b Proses kerja aman c Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja K3 d Perintah Kerja Kurang berkualifikasi yakni dalam a Menjalankan beberapa mesin b Menggunakan beberapa alat kerja yang sama sesuai c Jenis tugas yang ditangani Penyelewengan mekanisme management keselamatan dan kesehatan kerja K3 yakni a Tempatkan tenaga kerja yang tidak sesuai bidang kerjanya b Penegakan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang kurang kuat c Pola dan loyalitas keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak memberikan dukungan d Tanggung-jawab keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak terang e Bujet yang tidak memberikan dukungan f Tidak ada audit keselamatan dan kesehatan kerja Upaya Pelaksanaan K3 Bidang Otomotif Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk pengaturan bahaya pada tempat kerja diantaranya bisa dilaksanakan dengan membuat standard keselamatan kerja. Yang perlu dilaksanakan atau yang perlu ada saat pada tempat kerja salah satunya Perlengkapan pelindung diri yang perlu dikenai karyawan atau seseorang saat dalam tempat kerja. Perlengkapan pelindung diri salah satunya adalah safety helmet helm pengaman, penutup telinga, kacamata pengaman, baju kerja, safety shoes sepatu pengaman, masker dan lain-lain. Pelindungan pada beberapa mesin produksi atau perlengkapan-peralatan produksi. Atur proses kerja yang bagus dengan menimbang factor kekuatan manusia, perlengkapan kerja dan bahan yang ditangani. Membuat pertanda tempat bahaya atau bahan yang bisa membuat bahaya, misanlnya memberinya pertanda pada beberapa bahan yang beresiko, memasangkan pertanda peringatan atau batasan antara tempat untuk jalan dan tempat untuk memproduksi kerja dan lain-lain. Penyelamatan tempat kerja jika terjadi bahaya, misalkan lajur penyelamatan bahaya, alat pemadam kebakaran APAR, sirene pertanda bahaya, sirkulasi ruang yang cukup dan lain-lain. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang Otomotif Berikut sebagai beberapa macam keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dalam bidang otomotif a Keadaan Lingkungan Bengkel Otomotif. Di bengkel otomotif sebagai lingkungan kerja dengan detail keadaan yang khusus. Di bengkel otomotif ini, banyak keadaan yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Dan, faktor berikut yang semestinya jadi perhatian. Beberapa hal yang jadi perhatian pada K3 bengkel otomotif mencakup Lebar Ruang Lebar Ruang yang diperlukan untuk membutuhkan service tidak memerlukan ruang yang besar sekali, sama ukuran 2×2 m telah cukup buat melakukan aktivitas service. Ruang yang terlampau besar atau yang sempit tidak bagus untuk praktik service. Pada ruang yang terlampau besar montir akan kesusahan untuk cari dan membereskan beberapa alat yang tertinggal hingga bisa menghabiskan waktu sedang pada ruang yang sempit akan batasi gerakan di saat lakukan aktivitas service. Pencahayaan Ruang Pencahayaan yang diperlukan dalam bengkel adalah pencahayaan dari tempat terbuka yakni dari sinar matahari. Akan tetapi jika bengkel yang besar tidak selamanya sinar matahari bisa menyinari semua ruang hingga jika ruang bengkel yang besar perlu dipertambah pencahayaan dari lampu. Bengkel yang redup bisa menghancurkan mata dari montir. Sirkulasi Pada bengkel otomotif jika tidak dilaksanakan pada ruang yang terbuka karena itu perlu seharusnya dibikin sirkulasi udara, karena jika ada hasil pembakaran dari motor yang buruk bisa hasilkan gas-gas yang beresiko untuk manusia Peletakan beberapa alat Dalam suatu bengkel otomotif, kita akan menemui banyak hal. Misalkan bahan yang gampang terbakar, bahan yang licin, tajam, beberapa alat ukur, dan beberapa alat service. Supaya tidak memunculkan bahaya yang tidak diharap, beberapa alat itu perlu ditaruh yang rapi dan baik. Peletakan beberapa alat bisa ditaruh ke almari hingga di saat dipakai bisa dicari secara mudah. Rambu-Rambu K3 Untuk mengingati berkenaan risiko bahaya di saat lakukan tugas di bengkel otomotif. Rambu-rambu K3 perlu ditaruh pada beberapa tempat gampang disaksikan. Karena ada rambu-rambu K3, karyawan semakin lebih pahami risiko dari bahaya yang diakibatkan di saat lakukan satu tugas hingga hasil kerja bisa sesuai yang diharap. b Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif. Dalam proses pelaksanaan K3 di bidang otomotif maka perlu menyiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam program ini. Alat dan bahan itu harus kita siapkan di bengkel otomotif hingga di saat dibutuhkan bisa kita gunakan sebagus-baiknya. Alat dan bahan yang kita tujuankan mencakup Tabung Pemadam Kebakaran Ini sebagai alat pemadam kebakaran standard. Dengan alat ini, karena itu kita bisa mematikan api yang kemungkinan terbentuk di bengkel otomotif kita. Ini ingat jika beberapa bahan yang kita gunakan di bengkel otomotif memiliki sifat gampang terbakar. Pasir Pasir yang kita tujuankan dalam masalah ini adalah pasir kering. Pasir ini kita pakai sebagai penutup lantai yang tergenangi air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, karena itu curahan minyak kita tutupi hingga tidak mengakibatkan kecelakaan ketika berada orang yang menginjaknya. Kain Majun Kain majun sebagai beragam kain sisa atau potongan tersisa kaos atau pakaian yang dapat didapat dari penjahit. Kain ini dipakai sebagai lap ataupun lebih dikenali dengan majun hingga kebersihan terbangun. Serbuk Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dibuat proses dari penggergajian kayu. Serbuk ini kita pakai untuk tutup kubangan air atau khususnya minyak pelumas di lantai bengkel. Konsepnya sama dengan pasir, tapi dengan memakai serbuk kayu ini, lebih bersih dan gampang dibikin bersih. Adapun beberapa alat yang diperlukan di saat lakukan service diantaranya berbentuk beberapa alat ukur, kunci cocok, kunci berlagak, tang, pelit, sikat, dan oli. Adapun langkah pengaturan teror bahaya kesehatan kerja adalah Pengaturan tehnik menukar proses kerja, tutup menutup bahan beresiko, memakai mekanisasi tugas, memakai langkah kerja basah dan sirkulasi penggantian udara. Pengaturan administrasi kurangi waktu pajanan, membuat ketentuan K3, menggunakan alat perlindungan, memasangkan pertanda peringatan, membuat daftar data beberapa bahan yang aman, lakukan training mekanisme penangganan genting. c Keadaan manusia di bengkel otomotif Karyawan yang bakal lakukan aktivitas service perlu mempunyai beberapa dasar pengetahuan berkenaan kenderaan bermotor karenanya ada pengetahuan yang cukup, selainnya untuk efektivitas waktu untuk menghindari kekeliruankesalahan pemakaian alat kerja saat lakukan service hingga bisa memunculkan kecelakaan kerja. Karyawan bengkel perlu jaga kesehatan karenanya keadaan tubuh yang kurang sehat bisa memunculkan risiko kecelakaan kerja. Disamping itu perlu diselenggarakan pengecekan kesehatan periodik pada karyawan bengkel hingga bisa kurangi risiko penyakit yang beresiko seperti keracunan gas. Oleh karenanya untuk memprioritaskan K3 di saat bekerja di bengkel service kenderaan bermotor, manusia sebagai aktor aktivitas perlu mempunyai kekuatan mengenai service, jaga kesehatan dan perlu patuhi beberapa aturan K3 yang berada di bengkel otomotif hingga bisa tingkatkan hasil kerja. K3 dalam bengkel otomotif benar-benar diperlukan untuk menghindar kecelakaan kerja, beberapa hal kecil seperti oli yang bercecran saja bisa mencelakakan beberapa karyawan karena bisa menyebabkan karyawan tergelincir, bensin yang bertebaran juga beresiko karena bisa memacu kebakaran, gas buang yang didiamkan dibuang keluar tanpa filterisasi akan menyebabkan masalah kesehatan. Oleh karenanya keselamatan dan kesehatan kerja k3 penting untuk tugas dalam bidang otomotif. Disamping itu ada beberapa macam keselamatan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.
Jakarta, – Riset Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat AS menyebutkan seorang mekanik lebih berpotensi mengalami kecelakaan kerja cedera ringan hingga fatal dibandingkan rata-rata pekerja lainnnya di bidang otomotif. Berbagai kecelakaan kerja yang mengancam para mekanik di industri otomotif seperti keseleo dan otot tegang akibat gerakan berulang. Kemudian, cedera mata akibat bahan kimia berbahaya seperti luka bakar kimia. Selanjutnya, tergelincir, tersandung, dan jatuh, serta dua cidera lainnya yakni cedera terkait alat tangan dan cedera kerusakan sistem. “Banyak kecelakaan terjadi di industri otomotif karena peralatan yang tidak berfungsi dan kesalahan manusia,” tulis Closed Loop Recycling CLR dalam resminya pada Jumat 5/5/2023. Penggunaan alat pelindung diri APD melindungi pekerja bengkel mobil dari potensi cedera atau bahaya keselamatan. Langkah ini direkomendasikan Occupational Safety and Health Administration/OSHA Organisasi Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di AS berupa celemek dan coverall. Kemudian, mantel, celana, topi. sarung tangan, bantalan lutut untuk bekerja di mobil, kevlar, pakaian pelindung bahan kimia, kacamata pengaman, dan bantalan busa. Sementara itu harga APD untuk industri otomotif dinilai masih tinggi bagi pekerja sampai sekarang. Kondisinya didasarkan sebagian APD hanya dapat mekanik mobil hanya sekali pakai seperti sarung tangan, celemek, jaket, dan tikar penyerap minyak Untuk mengatasi ini dapat dilakukan pencucian APD, sehingga bisa digunakan kembali oleh seorang mekanik mobil. “Kumpulkan semua APD kotor Anda dari bengkel atau pabrikan mobil Anda dilanjutkan dengan pengiriman kepada mitra pencucian,” tutur CLR. Mitra pencucian akan memisahkan dan menyortir APD berdasarkan jenisnya guna mencuci secara benar. APD akan dibersihkan dengan bahan kimia industri yang tidak berbahaya. “APD akan diperiksa dengan detektor logam untuk memastikan tidak ada benda atau bahan tajam di dalamnya. Setiap partikel logam dihilangkan dari APD,” ujar CLR. Mira pencucian juga akan memeriksa kualitas dan kerusakan yang terjadi pada APD seperti robek dan kimia. Jadi, minyak atau cairan apapun bisa diekstraksinya. adm Read Next 7 hours ago Ini Hasil Visum Pekerja PG Kebonagung Tewas Kecemplung Mesin Penggilingan 1 day ago Disnaker Malang Bilang Ini Terkait Kematian Pekerja di PG Kebonagung 2 days ago Cara Semen Indonesia Pantau Area Tambang Agar Sesuai Kaidah K3 3 days ago Mengapa KAI Masih Wajibkan Pakai Masker di Area Fasilitas dan Kereta Api 3 days ago Elnusa Bilang Ini Terkait Kecelakaan Kerja di Area Pertamina 6 days ago RSA UGM Gondol PPKM Award’ atas Penerapan APD Level 3 Standar WHO 6 days ago Pekerja Tewas Tergilas Mesin Penggiling Tebu di Pabrik Gula
Banyak dari mekanik-mekanik bengkel baik dari bengkel mobil atau bengkel sepeda motor dalam bertugas di bengkel kurang memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan dalam bekerja dan tak melindungi kebersihan dan kerapian diri maupun kendaraan yang diakukannya. Akibatnya karena hal itu sangat beresiko, misalnya jika mekanik tak memakai APD saat bekerja maka jika berlangsung kekeliruan saat mengebor besi tak menggunakan APD google/kacamata maka serbuk dari pengeboran itu bisa masuk ke mata dan bias menyebabkan kebutaan permanen. Diluar itu jika mekanik tak melindungi kebersihan dari kendaraan pelanggan yang diakukannya maka hal itu bisa punya pengaruh pada kenikmatan pelanggan saat menyerviskan kendaraannya pada bengkel itu. Baju Kerja 1. Pastikan baju yang betul-betul pas hingga tak mengganggu pekerjaan anda. 2. Jaga kebersihan baju anda saat bekerja sebab oli atau kotoran pada baju anda akan mengotori kendaraan. 3. Pastikan sepatu safety yang memiliki sol yg tidak licin dan berkulit keras. 4. Saat mengangkat benda-benda berat atau memiliki permukaan yang tajam disarankan memakai sarung tangan. 5. Janganlah memakai sarung tangan saat mengebor dan menggerinda. Bekerja Dengan Aman Dan Rapi 1. Jaga supaya tempat kerja senantiasa bersih, dan saat pekerjaan usai kembalikan semua sesuatunya secara teratur. 2. Suku cadang sisa mesti dihimpun dalam kantong plastik untuk setelah itu dibuang atau dikembalikan ke pelanggan customer. 3. Parkirlah kendaraan yang akan diperbaiki didalam garis stall, jangan pernah keluar karena akan mengganggu kendaraan lain. 4. Janganlah meletakkan suatu hal di dalam jalan atau pintu masuk meskipun untuk sesaat, karena akan mengganggu mobil keluar atau masuk. 5. Janganlah meninggalkan kunci atau suku cadang di lantai, di mana bisa mengakibatkan anda atau orang lain tersandung atau terpeleset karena itu. Lakukan meletakkan mereka pada pada caddy atau meja kerja. 6. Bersihkan dengan selekasnya tiap-tiap bahan bakar, oli atau gemuk yang tertumpah. 7. Bersihkan alat-alat atau SST yang sudah digunakan. Mencegah Kebakaran 1. Anda mesti tahu dimana letak alat pemadam kebakaran dan cara memakainya. 2. Kain yang basah karena oli atau bahan bakar mudah sekali terbakar, karena itu mesti dibuang kedalam tempat sampah yang tertutup dan terbuat dari logam. 3. Gas yang dibuat saat pengisian batterai bisa terbakar. Karenanya, jauhi percikan api dari tempat itu. Dan janganlah sekali-kali melepas kabel pengisi batterai sebelumnya kontak dimatikan. 4. Janganlah merokok terkecuali ditempat yang diijinkan dan janganlah lupa mematikan puntung rokok sebelumnya membuangnya. Mengatasi Kendaraan Pelanggan 1. Sepanjang bekerja, gunakanlah senantiasa fender cover, seat cover, dan floor cover supaya tak mengakibatkan kerusakan atau mengotori kendaraan. 2. Jaga senantiasa kebersihan fender cover dan seat cover. 3. Oli atau gemuk yang ada pada tangan atau alat-alat anda bisa mengotori kendaraan. Karenanya tangan dan alat-alat mesti dijaga supaya tetaplah bersih. 4. Janganlah sekali-kali memasukkan benda yang tajam seperti obeng kedalam kantong pakaian karena bisa mengakibatkan kerusakan kendaraan dan melukai anda sendiri umpamanya anda terjatuh. 5. Bersihkan senantiasa minyak dan oli yang tertumpah hingga kendaraan tak dalam kondisi kotor. Jika oli yang tertumpah dilewatkan demikian saja, berlangganan akan menduga ada kebocoran pada kendaraannya, lantas membawanya kembali pada bengkel. 6. Jika kendaraan tertumpah minyak rem, janganlah mengelap tumpahan karena bisa mengakibatkan kerusakan cat. Cara menanganinya yaitu dengan berikan air pada tempat yang tertumpah minyak rem Kesimpulan Tiap-tiap aktivitas perbengkelan sebaiknya senantiasa diperlengkapi dengan APD Alat Pelindung Diri yang aman, pas, rapi dan tak mengganggu penggunanya. Spesial untuk di bengkel umum sebaiknya APD yang dipakai mesti rapi dan bersih supaya tak mengotori kendaraan pelanggan, diluar itu pentingnya kedisiplinan dalam manajemen bengkel juga dibutuhkan untuk melindungi ketertiban dan kedisiplinan dalam bengkel saat menyervis atau yang lain. Diluar itu pentingnya mekanik untuk melindungi keselamatan dan keamanan dalam bengkel harus juga di perhatikan terlebih pada mekanik yang sukai merokok asal-asalan, karena beberapa bahan di bengkel gampang sekali tersulut api dan terbakar. Dalam mengatasi kendaraan pelanggan sebaiknya mekanik senantiasa memerhatikan aspek kebersihan diri mekanik dan kebersihan kendaraan pelanggan itu.
Dalam bidang otomotif keselamatan dan keamanan dalam bekerja sangat diperlukan. Baik dalam hal perawatan maupun perbaikan kendaraan. Namun sebenarnya apa sih keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang otomotif itu? Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bedasarkan Mangkunegara 2002 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pemikiran serta upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah secara khusus untuk tenaga kerja, dan umumnya untuk manusia, dan merupakan hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja Dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di lapangan, perlu diketahui bahwa tujuan diterapkan K3 adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Adapun beberapa istilah yang terkait dengan kecelakaan kerja yaitu 1. Bahaya Hazard adalah segala sesuatu keadaan atau tindakan yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan cidera pada manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar, cidera atau kerusakan tidak akan terjadi apabila tidak ada kontak langsung. 2. Resiko Risk adalah kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi karena suatu bahaya, kemudian bisa memicu suatu insiden. 3. Insiden Incident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar hampir celaka. 4. Kecelakaan Accident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cidera, korban jiwa, kekacauan produksi. Kecelakaan tidak harus selalu ada korban manusia atau kekacauan, yang jelas dampak dari kecelakaan akan menimbulkan kerugian. Setiap kecelakaan yang terjadi dikarenakan faktor penyebab sebagai berikut a Unsafe Condition Kondisi yang tidak aman Beberapa contoh kondisi yang tidak aman antara lain; Peralatan kerja yang sudah tidak layak dipakai Peralatan kerja yang tidak ergonomis Tempat kerja yang tidak bersih dan tidak rapi Mesin yang memiliki roda tidak dipasang penutup Kurangnya sarana pengaman di tempat kerja b Unsafe Action Kelalaian/Tindakan yang tidak aman Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak kurang aman dalam melakukan pekerjaan, antara lain Tenaga kerja tidak tahu tentang a Bahaya-bahaya di tempat kerja b Prosedur kerja aman c Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja K3 d Instruksi Kerja Kurang berkompetensi yaitu dalam a Mengoperasikan mesin-mesin b Memakai alat-alat kerja yang sesuai c Jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan Penyimpangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja K3 yaitu a Menempatkan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaannya b Penegakan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang lemah c Paradigma dan komitmen keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak mendukung d Tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak jelas e Anggaran yang tidak mendukung f Tidak ada audit keselamatan dan kesehatan kerja Konsep pencegahan kecelakaan pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 dapat menggunakan pendekatan 4-E yaitu Education Pendidikan Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan & Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan K3 harus diberikan kepada seseorang sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya dan dilakukan secara terus menerus. Contoh pelatihan dasar keselamatan dan kesehatan untuk karyawan baru,pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja supervisor, pelatihan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Engineering Merekayasa/Pengaman Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan. Contoh pemasangan encinerator pada tangki bahan kimia,pemasangan safety valve pada bejana tekan, pemasangan alat Pemadam otomatis , memberdayakan robot , dan lain-lain. Enforcement Penegakan peraturan Penegakan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dan pembinaan berupa pemberian sanksi yang harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapannya harus konsisten dan konsekuen. Emergency Response Penanganan Darurat yang berarti orang lain yang memasuki tempat kerja yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami langkah – langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. Contoh kebocoran tangki bahan kimia, kebakaran, bencana alam, dan lain-lain. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang Otomotif Berikut merupakan macam-macam keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dalam bidang otomotif a Kondisi Lingkungan Bengkel Otomotif. Dalam penerapan konsep keselamatan kerja, satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana lingkungan kerjanya. Sanga penting untuk memahami lingkungan kerja sebelum menerapkan keselamatan kerja sebab di lingkungan kerja itulah proses bekerja terjadi dan, bengkel otomotif merupakan lingkungan kerja dengan spesifikasi kondisi yang khusus. Di bengkel otomotif ini, banyak kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Dan, aspek inilah yang seharusnya diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada bengkel otomotif meliputi Lebar Ruangan Lebar Ruangan yang dibutuhkan untuk memerlukan servis tidak membutuhkan ruangan yang sangat besar, dengan ukuran 2x2 m sudah cukup untuk melaksanakan kegiatan servis. Ruangan yang terlalu besar ataupun yang sempit tidak baik untuk praktek servis, pada ruangan yang terlalu besar montir akan kesulitan untuk mencari dan merapikan alat-alat yang tercecer sehingga akan membuang waktu sedangkan pada ruangan yang sempit akan membatasi pergerakan pada saat melakukan kegiatan servis. Penerangan Ruangan Penerangan yang dibutuhkan di dalam bengkel adalah penerangan dari tempat terbuka yaitu dari cahaya matahari, namun apabila bengkel yang besar tidak selalu cahaya matahari dapat menerangi seluruh ruangan sehingga apabila ruangan bengkel yang besar perlu ditambahkan penerangan dari lampu, bengkel yang redup dapat merusak mata dari montir. Ventilasi Pada bengkel otomotif apabila tidak dilakukan pada ruangan yang terbuka maka perlu sebaiknya dibuat ventilasi udara, karena apabila ada hasil pembakaran dari motor yang kurang baik dapat menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi manusia Penempatan alat-alat Di sebuah bengkel otomotif, kita akan menjumpai beberapa hal, misalnya bahan yang mudah terbakar, bahan yang licin, tajam, alat-alat ukur, dan alat-alat servis. Agar tidak menimbulkan bahaya yang tidak diharapkan, alat-alat tersebut perlu ditempatkan dengan rapi dan baik. Penempatan alat-alat dapat disimpan ke dalam lemari sehingga pada saat digunakan dapat dicari dengan mudah. Rambu-Rambu K3 Untuk mengingatkan mengenai resiko bahaya pada saat melakukan pekerjaan di bengkel otomotif, Rambu-rambu K3 perlu ditempatkan pada tempat-tempat mudah dilihat. Dengan adanya rambu-rambu K3, pekerja akan lebih mengerti resiko dari bahaya yang ditimbulkan pada saat melakukan suatu pekerjaan sehingga hasil kerja dapat sesuai dengan yang diharapkan. b Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif. Untuk menunjang tercapainya keselamatan kerja di bengkel otomotif, maka kita perlu mempersiapkan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam program ini. Alat dan bahan tersebut harus kita sediakan di bengkel otomotif sehingga pada saat diperlukan dapat kita pergunakan sebaik-baiknya. Alat dan bahan yang kita maksudkan meliputi Tabung Pemadam Kebakaran Ini merupakan alat pemadam kebakaran standar. Dengan alat ini, maka kita dapat memadamkan api yang mungkin tercipta di bengkel otomotif kita. Hal ini mengingat bahwa beberapa bahan yang kita pergunakan di bengkel otomotif bersifat mudah terbakar. Pasir Pasir yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pasir kering. Pasir ini kita gunakan sebagai penutup lantai yang tergenang air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, maka tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak menyebabkan kecelakaan saat ada orang yang menginjaknya. Kain Majun Kain majun merupakan berbagai kain bekas atau potongan sisa kaos atau baju yang bisa didapatkan dari penjahit. Kain ini digunakan sebagai lap atau lebih dikenal dengan majun sehingga kebersihan terjaga. Serbuk Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dihasilkan dari proses penggergajian kayu. Serbuk ini kita gunakan untuk menutup genangan air atau terutama minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan pasir, tetapi dengan menggunakan serbuk kayu ini, lebih bersih dan mudah dibersihkan. Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada saat melakukan servis antara lain berupa alat-alat ukur, kunci pas, kunci sok, tang, kikir, sikat, dan oli. Adapun cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja adalah a Pengendalian teknik mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.b Pengendalian administrasi mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat. c Kondisi manusia di bengkel otomotif, pekerja yang akan melakukan kegiatan servis perlu memiliki dasar-dasar pengetahuan mengenai kenderaan bermotor karena dengan adanya pengetahuan yang cukup, selain untuk efisiensi waktu juga untuk menghindarkan kesalahankesalahan penggunaan alat kerja ketika melakukan servis sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja bengkel juga perlu menjaga kesehatan karena dengan kondisi badan yang kurang sehat dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Selain itu perlu diadakan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pekerja bengkel sehingga dapat mengurangi resiko penyakit yang berbahaya seperti keracunan gas. Oleh sebab itu untuk mengutamakan K3 pada saat bekerja di bengkel servis kenderaan bermotor, manusia sebagai pelaku kegiatan perlu memiliki kemampuan tentang servis, menjaga kesehatan dan juga perlu mematuhi aturan-aturan K3 yang ada di bengkel otomotif sehingga dapat meningkatkan hasil kerja. K3 dalam bengkel otomotif sangat dibutuhkan untuk menghindari kecelakaan kerja, hal-hal kecil seperti oli yang bercecran saja dapat membahayakan para pekerja karena dapat mengakibatkan pekerja terpeleset, bensin yang berceceran juga sangat berbahaya karena dapat memicu kebakaran, gas buang yang dibiarkan dibuang keluar tanpa adanya filterisasi akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Kecelakaan yang timbul di bengkel otomotif akan mengakibatkan kerugian baik kesehatan maupun material yang besar. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja k3 sangat penting untuk pekerjaan dalam bidang otomotif. Selain itu terdapat macam-macam keselamatan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.
keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel otomotif